[CONTOH TUGAS MAKALAH PKN - POLTRANAS] PERANG PSIKOLOGI DAN ANCAMAN BERITA PALSU (HOAX) PADA MEDIA SOSIAL TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
Cak Kriwul
May 05, 2019
![]() |
| ilustrasi mengenai berita palsu | credit: www.freepik.com |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dikutip dari materi tugas 3, ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Penyelenggaraan ketahanan nasional menggunakan pendekatan kesejahteraan nasional dan keamanan nasional di dalam kehidupan nasionalnya. Kesejahteraan untuk mencapai ketahanan nasional dapat di gambarkan sebagai kemampuan bangsa menumbuhkan dan menyumbangkan nilai-nilai nasionalnya menjadi kemakmuran sebesar-besarnya yang adil dan merata.
Berkaitan dengan keamanan nasional, penggunaan media sosial yang tidak bijak akan mengancam kelangsungan hidup bangsa. Ini bisa terjadi jika persebaran berita palsu yang dirancang sedemikian rupa untuk menyerang kejiwaan manusia tidak dapat dibendung dan menimbulkan disinformasi serta rasa saling curiga sesama bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengemukakan perumusaan masalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud Perang Psikologis?
- Bagaimana dampak perang psikologis bagi Pertahanan Nasional?
- Apa yang dimaksud dengan berita palsu?
- Bagaimana ancaman berita palsu terhadap Pertahanan Nasional?
BAB II
ISI
A. Serangan Psikologis di Media Sosial
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki tipe kebudayaan konservatif seperti kebanyakan negara Asia lainnya. Tipe kebudayaan konservatif dibentuk dan dibangun atas dasar kepercayaan. Kebudayaan tipe ini cenderung mengutamakan rasa percaya terhadap seseorang yang dianggap tua tanpa diikuti alasan yang realistis.
Media sosial merupakan salah satu platform daring untuk bersosialisasi di era digital ini. Kebudayaan konservatif ini pun mempengaruhi penggunaan media sosial. Banyak dari generasi tua yang menggunakan aplikasi daring dengan membawa tabiat ini. Contohnya yakni penyebaran berita atau konten yang belum tentu kebenarannya. Contoh konkrit lainnya yaitu konten yang mengandung rasa iba, rasa takut, rasa benci dan kekhawatiran.
Sebagai bangsa yang beradab dan berperikemanusiaan, rasa iba atau kasihan adalah ciri dari bangsa ini untuk menunjukkan simpati dan empati. Ini dimanfaatkan dengan baik oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk membuat konten berisi gambar eksplisit tentang anak berkebutuhan khusus, cacat badan atau bayi yang sakit parah.
Sedang rasa takut merupakan sesuatu yang naluriah di dalam alam bawah sadar manusia sebagai dzat antisipatif terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya. Konten rasa takut di media sosial yang biasa muncul adalah mengenai fenomena alam yang diikuti peringatan adanya bencana atau murka Tuhan akibat ulah suatu kelompok, golongan dan anggota masyarakat minoritas. Rasa takut ini akan memicu kebencian.
Seperti yang disinggung di atas, kebencian timbul dari perasaan takut akan sesuatu yang tidak diketahui. Banyak konten bermuatan rasa benci, tendensi dan kecurigaan terhadap sekelompok golongan dan suku bangsa lainnya (SARA).
Rasa iba, takut, benci dan khawatir adalah bagian kejiwaan manusia yang paling sering merusak mental manusia karena rentannya bagian ini untuk diserang dan disusupi.
Pengguna media sosial di Indonesia sudah terlampau banyak. Ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk di Indonesia. Merupakan potensi yang besar sebetulnya jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Banyak pekerjaan yang bisa diperoleh dari hadirnya media sosial dalam kehidupan masyarakat. Sementara pekerjaan seseorang tidak selalu baik, begitu juga dengan pekerjaan yang dapat dilakukan dengan media sosial.
Pekerjaan ini contohnya adalah menjadi buzzer tokoh politik, optimalisasi marketing (SEO) dengan menampilkan konten yang menyerang psikologi manusia, perjudian, penjualan barang terlarang dan penipuan. Tidak jarang digunakan sebagai media untuk menyerang tokoh politik tertentu, kelompok minoritas dan suku tertentu.
Jika ini dibiarkan, maka akan semakin merajalela dan menimbulkan kekacauan massal.
B. Dampak Persebaran Berita Palsu Terhadap Ketahanan Nasional
Berita palsu atau hoax adalah informasi yang dibuat dengan tujuan menyesatkan pembacanya. Berita palsu berdampak pada ketahanan nasional. Sebab persebaran berita palsu dapat menimbulkan kecemasan dan huru-hara.
Di zaman modern ini, melumpuhkan suatu negara tidak perlu menghabiskan banyak dana dan pasukan yang berdarah-darah. Melainkan cukup dengan sederet kode biner atau bahasa mesin yang merusak sistem informasi negara tersebut. Atau pembuatan artikel propaganda untuk menciptakan kecurigaan satu sama lain dan memicu perang sipil.
Ketahanan nasional bertujuan untuk menciptakan kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Bagaimana bangsa Indonesia bisa maju kalau misalnya masih mudah diprovokasi dan diadudomba?
Berangkat dari sejarah, Belanda dapat menguasai kepulauan Nusantara dikarenakan politiknya yang terkenal; devide et impera. Harusnya dalam menggunakan media sosial, kita harus cerdas dan menggunakan logika berpikir yang matang sebelum berkomentar atau berbagi konten berita untuk menghindari permusuhan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah berita palsu diciptakan dengan komposisi yang merusak psikologi manusia untuk tujuan tertentu yang dapat mengancam ketahanan nasional. Sebagai bangsa yang ingin maju dan sejahtera, kita harus cerdas dalam menanggapi berita di media sosial.

No comments :
Post a Comment
Leave A Comment...